Minggu, 21 Februari 2010

apakah obama akan bantu indonesia

(SINDO, 27 Januari 2009) Kita belum biasa menghargai pidato pelantikan presiden, karena hanya dua dari lima presiden kita yang dilantik berdasarkan pemilihan, dan tidak pernah ada upacara pelantikan yang disaksikan jutaan penonton.

Amerika Serikat mengenal banyak pidato pelantikan yang bersejarah.Paling terkenal antara lain pidato George Washington,Thomas Jefferson,Abraham Lincoln, Franklin D Roosevelt, John F Kennedy. Kita belum tahu apakah pidato Presiden Barack H Obama masuk dalam kategori ”bersejarah”,walaupun terpilihnya seorang keturunan Afrika-Amerika merupakan tonggak sejarah tersendiri dalam perjuangan hak sipil di Amerika Serikat.

Tapi kalau pidato Abraham Lincoln berbicara pada seluruh zaman,pidato Barack Obama bicara pada generasi sekarang. Dua masalah utama yang diangkat adalah: [1] mengembalikan peran konstruktif Amerika Serikat untuk rakyat seluruh dunia yang mencintai perdamaian, dan [2] mengembalikan perekonomian Amerika Serikat pada posisi yang kukuh dan mampu mengembalikan produktivitas masyarakat.

inaugural1.jpg

Semua masalah penting dewasa ini tercakup dalam dua kategori masalah itu,mulai masalah Palestina, Irak, Afghanistan, India-Pakistan, Rusia, sampai pada regulasi dan stimulus pasar, perbankan, nilai tukar, dan ketenagakerjaan. Menarik untuk mencatat kata pembuka ”my fellow citizens” dan bukan ”my fellow Americans”seperti biasa,menekankan bahwa Amerika Serikat adalah negara yang terbuka untuk orang dari mana saja yang berminat menjadi warga negaranya.

Barack Obama sendiri lahir dari ayah Kenya asli, dan dibesarkan empat tahun di Indonesia. Dia tidak dapat digolongkan ”orang Amerika asli”,karena memang tidak ada yang begitu mengingat bahwa terkecuali orang Amerika asli dari suku Indian, semua orang Amerika adalah pendatang, seperti halnya Australia, Kanada, dan banyak negara Barat. Melihat arus konservatif di Amerika Serikat dan Eropa Barat belakangan ini yang mencurigai imigran baru, maka sambutan ”rekan warga negara” mengirimkan pesan inklusif.

Membulatkan tekad bangsa Amerika dalam menjalankan pluralisme, adil terhadap semua keturunan etnis dan agama.Di bagian lain,pidato Obama menekankan pentingnya semua agama termasuk ”non-believers”. Dalam politik, Obama juga tidak akan mengisolasi golongan tertentu. Golongan bisnis, golongan kaya, tetap diperhatikan di samping keinginan Partai Demokrat mengutamakan golongan ekonomi menengah-bawah.

Dalam menangani soal dalam negeri AS, Obama ingin melompati perdebatan mengenai ideologi pemerintahan. Baginya tidak perlu dibesar- besarkan pilihan antara pemerintahan yang ramping seperti diinginkan kaum konservatif,dan pemerintahan yang besar seperti diinginkan kaum liberal. Kaum konservatif menginginkan agar warga dibiarkan mengurus dirinya sendiri, jangan bergantung pada negara sebagai pusat subsidi.

Kaum liberal menginginkan semua warga negara dijamin kebutuhan dasar seperti pendidikan, pengobatan,dan perumahan, serta memerlukan negara untuk melakukan subsidi silang melalui sistem perpajakan dan program kesejahteraan sosial. Secara garis besar, kaum konservatif di Amerika Serikat diwakili Partai Republik, sedangkan kaum liberal diwakili Partai Demokrat yang mengusung Obama ke kursi kekuasaan presiden. Tapi dengan mayoritas besar yang diraihnya, Obama merasa dia harus menjadi presiden semua golongan.

Dia menghindari perdebatan soal pemerintahan dengan menegaskan bahwa pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang efektif, boleh besar dan boleh juga kecil.Yang penting, pemerintahan harus bersih transparan dan efektif dalam menjalankan otoritas. Obama terlebih dulu akan membereskan masalah AmerikaSerikat. Jangan kita mengharapkan perhatian khusus dari anak Menteng Pulo ini, justru Indonesia harus memanfaatkan kewarasan baru di Amerika Serikat dan keseimbangan baru di dunia untuk menentukan jalan sendiri.

Indonesia harus bekerja proaktif untuk mendefinisikan posisi bebas dan damai dalam tata dunia yang baru. Dalam beberapa hal, pesan pidato Obama mempunyai arti khusus untuk kondisi kita di Indonesia, terutama bagian di mana dia mengajak warga Amerika untuk meninggalkan kekanak-kanakan, seperti sikap sempit, partisan, dan ketidakdewasaan. Ini identik dengan kondisi yang kita alami sekarang dalam lembaga legislatif dan perpolitikan Indonesia.

Sangat penting bagian pidato Obama yang membahas mengenai terorisme, dengan berucap bahwa orang Amerika lebih sabar, lebih tekun, dan akan mengalahkan segala bentuk kekerasan. Sementara untuk dunia Islam,dia menawarkan suatu dialog yang baru. ”Kepada dunia muslim, kami ajak untuk membuka jalan ke depan, didasarkan atas kepentingan bersama dan saling menghormati.

Kepada pemimpin di seluruh dunia yang ingin menyebar konflik, atau menyalahkan kesulitan mereka pada dunia Barat, ketahuilah bahwa rakyat Anda akan menilai Anda dari apa yang Anda bangun, bukan apa yang Anda hancurkan,” demikian Presiden Obama. Pandangan Presiden Obama selama ini mengenai masalah Palestina juga seimbang seperti itu. Di setiap negara ada yang baik dan ada yang buruk. Jika kita tidak menggeneralisasi, dan sebaliknya mengambil unsur terbaik bagi negara, maka kita akan dapat mempercepat proses perdamaian.

Dalam banyak pidato, sebelum ini Obama menyatakan Amerika Serikat tidak akan meninggalkan Israel karena keduanya mempunyai ikatan yang lama. Namun, Obama ingin memperkecil kemungkinan pemerintah Israel dikuasai haluan keras dan mencegah pembantaian terhadap rakyat Palestina. Dari pidato ini, kita semakin yakin bahwa Obama tidak akan melihat Indonesia dalam stereotip sebagai negara teroris yang bahaya untuk dikunjungi, seperti terkesan selama pemerintahan Bush. Dengan latar belakang internasional, Obama akan memakai lensa yang tajam dan menganalisis dunia atas dasar pluralitas.

Visi dunia baru yang dicita-citakan Obama disetujui mayoritas rakyat Amerika,kalau melihat hasil pemilu yang berat sebelah mendukung Barack Obama. Dukungan ini dikonfirmasikan massa penggembira pada hari inaugurasi terbesar dalam sejarah Amerika Serikat Kita belum tahu perubahan apa yang dapat diciptakan Presiden Obama, dan apa pengaruhnya pada Indonesia. Namun,sangat naif untuk mengharapkan Obama akan menghadiahkan hal yang positif bagi Indonesia, sebab nasib berada di tangan kita sendiri.

Yang kita harapkan dari pemerintahan Amerika Serikat yang baru bukanlah bantuan. Kita hanya berharap bahwa Amerika Serikat mengubah sikapnya yang penuh kecurigaan pada dunia luar selama 20002008, dan kembali pada ciri dasarnya sebagai negara dengan kebudayaan yang terbuka dan pemerintahan yang menghargai semua negara lain lepas dari perbedaan ideologi, komposisi etnis, agama, dan sejarah.

Obama terlebih dulu akan membereskan masalah Amerika, dan Indonesia harus memanfaatkan keseimbangan baru yang timbul untuk mencari jalan. Indonesia harus bekerja proaktif untuk mencari posisi damai dalam tata dunia yang baru, tidak menunggu bantuan antarpemerintah. Yang penting,Amerika Serikat kini dipimpin presiden yang mengerti dunia serta menghargai kemanusiaan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar